Travel With Purpose For Knowledge, 7 days 2 Country and 4 City.



pertama kali sampai di bandar Changi

Ilmu itu mahal sekali, bahkan untuk mengetahui bagaimana rupa awan serta merasakan melewatinya, kita harus naik pesawat, right?. Rasa ingin tahu yang tinggi ini tidak serta merta berjalan mulus, kadang tersandung masalah biaya, waktu, tenaga dan lain-lain. Dan ketika saya sudah mengetahuinya sampai saya merasa terjawab dengan "O, begini ya", rasanya ingin memberitahu  ke semua orang pengalaman yang saya dapatkan. So, karena hal inilah yang mendasari saya menjadi seorang travel blogger.

Kemarin saya sudah menyelesaikan salah satu bucket list hidup saya yaitu solo traveling keluar negri, sebelumnya keluar negri bersama teman, dengan segala perencanaan menulis keinginan seperti membuat proposal ke suami serta tujuan dan apa yang dilakukan tak lupa cantumkan biaya yang akan dihabiskan disana. Rezeki Tak kemana saat saya masih berkhayal mengharap ada sebuah keajaiban. Saya ingin cepat menyelesaikan misi ini. Kemudian saya just pack and go serta minta izin si Abang. Pucuk dicinta ulam tiba, i have permitted for 7 days. Yeaayyy.


Jangan pernah membayangkan kenapa perjalanan saya approved begitu mudah, secara saya seorang istri, saya harus penuh perencanaan matang untuk apa saya kesana. Pertama untuk mengisi konten dalam blog, karena saya sudah sebulan lebih stuck dan mengalami writer block, saya tak tahu harus mengisi artikel dengan apa, dan juga undangan event sudah males saya datangi, kegiatan komunitas juga lagi kosong karena saya juga stuck dengan ide mau buat event apa. So, saya berpikir harus keluar untuk menjadi diriku kembali, saya harus mencari ide baru dan perspektif baru. Maka itu saya punya ide untuk keluar dari zona nyaman, dan ketempat anti-mainstream serta gratis, karena saya adalah turis kere. Tujuan saya adalah ke 2 negara yaitu Singapura dan Malaysia, ada alasan tertentu yaitu, saya belum pernah ke Singapura, saya ingin merasakan naik bus sampai ke perbatasan negara Malaysia, dan juga ke Malaysia untuk kedua kalinya karna kemarin tak sempat ke daerah sejarahnya. 4 kota itu adalah Singapura, Ipoh, Putrajaya, and of course KL. Bujet 3 juta rupiah untuk 7 hari sudah include semuanya. Sanggupkah saya? yeah, i did it.


Sewaktu kuliah dulu, saya ikut organisasi dan senior-senior kampus itu sering bilang ke saya kalau ada masalah selalu seperti ini "pande-pandelah kan dah besar". Kalimat sakti ini punya pengaruh besar sampai sekarang ke saya, kalau kita harus cerdas mencari jalan keluar ketika ada masalah karna yang bisa menyelesaikannya hanya kita sendiri, bukan orang lain, maka dari itulah kata "mandiri" kadang lebih cocok tersemat ke diri saya. Apalagi untk trip ini, kemandirian serta self defense dan survivor dilatih selama 7 hari dengan bekal yang sudah ditentukan, dan saya sudah punya management atau trik yang baik agar selamat sampai pulang.

Selama trip itu saya jadi punya perspektif berbeda karna saya mengamati, jiwa antropologi saya muncul tatkala melihat orang ramai berlalu lalang, saya bisa mengasah bahasa inggris saya untuk berkomunikasi paling tidak untuk meminta difotokan atau bertanya dimana toilet terdekat. Saya tak mau memakai bahasa indonesia karena ingin belajar, saya belajar disetiap perjalanan saya. Bagaimana habit/attitude penduduk setempat, dan begitu cepatnya saya beradaptasi dengan lingkungan baru. Bertemu orang asing dan menjadi teman baru.


santai dan relax di salah satu taman warga di Singapore



Berakting layaknya local people itu keren lho, beberapa kali saya malah dikira orang lokal dan ditanya turis-turis itu mengenai lokasi atau tempat yang mereka tanyakan. Padahal saya juga taunya karna sudah membaca atau ketempat tersebut. Bagaimana hebohnya saya kelimpungan naik MRT di Singapore, pagi-pagi kejar sunrise ke Marina bay sand. bagaimana micin sangat membantu pada trip ini, karna saya tak tau tempat makan halal disana. Bergantung pada google map yang canggih, saking canggihnya saya sampai kesasar, pastinya karna saya tak pandai melihap map. Jalan kaki sampai kelaparan dan juga belajar toleransi dengan orang yang tidak pernah dikenal. Sungguh jiwa survivor saya tertantang.


Yah itulah sekian awalan cerita trip saya, semua berawal dari rasa ingin tau saja. Setelah trip ini selesai apa yang saya dapatkan adalah pengetahuan,  pengetahuan untuk bisa membandingkan mana hal yang bisa diterapkan di negara kita dan mana yang tidak, bahwa apapun ceritanya saya tetap cinta negara Indonesia dan sangat bersyukur tinggal di negara ini. 



So what are you travel purpose, for me is for knowledge. How about you?

FYI :  baca juga cerita di hari pertama sampai di Singapura
Travel With Purpose For Knowledge, 7 days 2 Country and 4 City. Travel With Purpose For Knowledge, 7 days 2 Country and 4 City. Reviewed by Ceritajalan.com on Juli 21, 2019 Rating: 5

17 komentar:

  1. Saya menantikan tipsnya bisa traveling dengan budget murah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah baca artikel nya,, baiklah sedang tahap penulisan, ditunggu ya. Thanks

      Hapus
  2. Ya Allah kak echy, keren beut.
    3 juta all in.
    lain kali ajak saya ya..
    *eeh sok dapet izin cuti, hahaha

    BalasHapus
  3. Haha, seru ya chy, lanjut lagi tulisannya, menunggu list detil ittenary nyah 😁 dan pengalaman tak enak lainnya

    BalasHapus
  4. wahh... sendiri mak... saya walo diizinin keknya ndak berani hihihii

    saya liburan buat apa ya.. buat ganti suasana...
    karena kalo liburan sekeluarga, cuma pindah bobok aja. lainnya sama aja, teuteup ngurusin makanan walopun bukan saya yang masak. tetep ngurus kain kotor, walopun bukan saya yang nyuci.

    maunya sih kalo liburan sayanya ya nyantai, ndak mikirin itu semua, tapi ndak bisa euy, hati nurani berontax hihihihihii

    balada emak-emak... ini cuma curhatan kecil. sebenernya nikmatnya lebih banyak, klo soal makanan dan cucian itu agak2 dskip sikit...

    BalasHapus
  5. Sepertinya kau gak salah lah kalau ngefans sma kak nih ah...
    Keren banget kalau gak baca begini g tau si cerita sesungguhnya nya...

    BalasHapus
  6. Mantap, traveling ala abad 21 ya begini nih, keren. Apalagi yg di bagian act like local, so inspiring. Ditunggu ulasan selanjutnya ya Kak Desy.

    BalasHapus
  7. btw, udah muncul tuh 2 tulisan selanjutnya cerita tentang singapore bisa di klik ya, terimakasih.

    BalasHapus
  8. Uwooow ecy...ternyata jiwa petualang nya nggak kaleng kaleng...menyusuri 2 negara seorg diri...aihhh...salut kakak. Apalagi cerita budget...ahhh keren lah dirimu mak...e btw...kakak juga lagi ngalami writer block. Haruskah aku berjalan keluar dr zona nyaman seperti dirimu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keluar dr zona nyaman itu baik loh kak bagi jiwa,, kita jd punya ide2 diluar dari yg kita bayangkan,, tapi ga mesti berjalan kek awq ini haha,, bisa jg dilakukan yg se sanggup kk aja

      Hapus
  9. 3 juta 4 kota 7 hari? Wow.. Hemat bener kak. kerenlah. Ditunggu cerita-cerita travellinngnya di ke 4 kota itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang 1 kota ceritanya udah beres kk cek link tambahan ditulisan itu ya

      Hapus
  10. Kalau solo traveling di kota kita Indonesia udah lumayan sering, tapi LN masih bareng bareng terus, belum pernah,
    Perlu dicoba inii 😆

    Ditunggu kisah kak eci cengok liat bule cipoan 🤣🤣

    BalasHapus
  11. Ajarin bicara bahasa Inggris dong sist... Takutnya nanti aku ke luar negeri, ga pande pula.

    Bahasa Inggris itu penting lho biar negara luar ga semena mena sama kita. Kan biasanya dikira susah banget. Mereka judge seperti itu

    BalasHapus
  12. Waaa ini keren banget. Deep banget kak alasannya. Menunggu juga tulisan ttg itenerary nyaa..

    BalasHapus
  13. Ahh,, aku juga dari dulu pengen banget travelling sendiri kak. Tapi ada daya dapet amanah lain lebih cepat. Mudah2an bisa segera menyusul kakak. Ditunggu itinerary nya ya..

    BalasHapus

Terimakasih sudah memberi komentar dengan sopan

Diberdayakan oleh Blogger.