Singapura: Kejar Sunrise Sampai Kaki Kebas Ke Merlion Park



Merlion Park Dan Tiong Bahru Singapura.

Dikarenakan tidak tidur semalaman, pagi-pagi buta saya sudah harus naik MRT dengan beli kartunya di bandara seharga 10 sgd isi saldonya 5 sgd, karna saya takut saldonya kurang selama saya di Singapura ini maka saya isi lagi di mesinnya secara digital 10 sgd lagi, karna katanya kalau saldo kita tinggal 3 sgd tidak bisa digunakan lagi. Ohya saya lupa bilang kalo untuk kartu internet sudah saya beli dari Medan, jadi di bandara tinggal ambil saja di store yang sudah ditentukan dan langsung aktif, 100GB supaya puas upload serta lancar internet dimanapun, teman saya bilang tak usah beli kartu internet karna di Singapore gampang dimana-mana ada wifi, tapi saya kan nanti perlu lihat google map terus makanya saya beli sekitar 12 sgd, tak apalah demi keselamatan jalan.

Baca cerita sebelumnya bagaimana saya bermalam di Changi

Hari kedua, sabtu 13 juli 2019. 

Inilah highlight saya di hari kedua dan siang pertama saya di Singapura.

1. Get in lost with MRT
Saya atau mungkin anda sekalian untuk pertama kalinya pasti bingung dengan rute MRT ini, dan tanpa basa-basi saya tanya dengan orang-orang lokal untuk bertanya di mana rute ke merlion park, belum sarapan, masih nenteng backpack kemana-kemana, anyway, pukul 6 pagi masih gelap gulita, jadi saya turun di stasiun Rafless place (kalau dari bandara masuk ke arah rute MRT ke Tuas link) jangan dibayangkan begitu turun langsung nampak si patung singa itu, masih jauh lagi neng jalan kakak ini. Harusnya saya turun di stasiun City hall, bukan di Rafles, huft dasar.


MRT pertama dari Changi.
Dengan perut kosong, jalan sudah agak sempoyongan takut masuk angin, saya berhenti untuk minum Ant***in lalu minum air yang banyak, airnya sudah pasti diisi penuh dari airport tadi, lalu pukul 6.30 keluar dari stasiun setelah berjalan agak jauh tampaklah gedung Esplanade yang katanya mirip durian itu, langit masih gelap, jangan-jangan subuh di sini jam 8 ya? saya heran tapi terus jalan hingga ikuti map yang dari tadi membuat saya mutar-mutar 3 x, ha entahlah, ternyata dari tadi saya hanya mengitari gedung itu, padahal dari jauh sudah kelihatan gedung marina bay, tapi koq merlion park-nya belum juga kelihatan, ya sudahlah, saya istirahat lagi, minum.


gedung esplanade pukul 7 pagi

2. Ternyata patung singa berada di belakang gedung Esplanade dan saya telah mengelilinginya dengan berjalan kaki sampai 3 kali, what!!. 
Ketika matahari muncul barulah saya tanya orang-orang yang sedang berolahraga di sekitaran taman dan jalan setapak dekat danau/bay, where is the merlion park and how to get there?, and they said behind that building? sambil menunjuk gedung esplanade, alahmak...... bodohnya dari tadi saya mengitari gedung itu tapi tak masuk ke dalam, ternyata patung singa ada di belakang jalan gedung itu, haaamsyiong bertha,,, mau pecah betis.


tinggal seberang jalan sudah ke Art science museum.

Hikmahnya adalah saya ternyata ikut olahraga juga dengan berjalan kaki dan membawa beban seberat 7 kg, agak berkurang lemak karena keringatan terus. Pagi-pagi yang blessing itu sangat saya kagumi, matahari pertama singapura yang saya lihat sungguh indah bersiluetkan gedung terkenal marina bay. Ahhhh wonderfull. Tak ada yang sia-sia.


sekitaran jalan ini adalah taman yang digunakan orang-orang untuk olahraga pagi, seperti lari dan jalan santai
Merlion park dan sekompleksnya itu terlalu biasa, sama seperti foto-foto turis di media sosial dan blog manapun, tapi entah kenapa semua orang ingin berfoto disitu, kalau saya sih, supaya pernah saja hihii. 


inilah alasan saya datang pagi-pagi karna masih sepi, minta tolong turis lain untuk fotoin


tak menyangka satu jam sebelumnya saya diujung gedung yang berbentuk kerang itu, luar biasa beban hidupku.
3. Dibelakang patung singa ada jembatan dan di kolongnya ada minimart SEVEL, oh God, sarapanku aman. Yah seaman-amannya saya tetap membeli satu cup mi instant entah kenapa mau muntah karna mual sebelumnya, dalam hati janganlah sampai saya sakit disini, bisa-bisa disuruh pulang pak suami nanti.




Ketika matahari tegak menyingsing, mulailah berdatangan manusia berbus-bus, mereka adalah turis dari Cina(dominan) dan Jepang, dengan guide membawa bendera. Saya mulai menyingkir, saya merasa tempat ini bakalan seperti pasar setengah jam lagi, saya pergi dan melihat google map kembali bagaimana akan ke tujuan berikutnya. Ekstrovert kadang tak nyaman dengan keramaian semacam ini.

lihat tuh manusia semua pengen foto-foto.

bus semakin banyak menepi menurunkan turis

ini loh hotel Fullerton yang tersohor itu, ternyata hanya sepandangan saja jaraknya dengan patung singa, waktu saya lewat banyak sekali tentara Singapura yang berjaga di depannya
4. Masih belum check-in hostel, padahal sudah booking jauh-jauh hari, dengan masih banyak bawaan saya nekat langsung ke Tiong bahru untuk mencari toko buku yang bagus di Singapura. Rekomen dari penulis Indonesia. Toko bukunya ada dua, satu khusus buku anak-anak dan satunya lagi untuk buku umum, keduanya dominan buku berbahasa inggris, cukup unik dan mahal. Letaknya di daerah pemukiman penduduk, sub urban Singapore, beruntung bisa foto-foto di toko buku itu. 
stasiun MRT Rafles

Sebelum ke Tiong bahru, saya berjalan disekitaran hotel fullerton menuju stasiun MRT Rafles, gedungnya saya suka seperti gedung peninggalan lama, dan juga masih ada kotak pos yang berfungsi sangat baik, ketika saya memfotonya, orang yang menaruh surat enggan untuk difoto, jadi saya foto kotak posnya saja, ternyata majunya singapura masih ada masyarakat yang mengunakan jasa pos untuk berkirim surat, malah kotaknya terawat dengan baik.



kotak pos Singapore

Saya masuk ke dua toko buku itu, saya berasumsi kenapa toko buku sebagus ini dibangun ditengah-tengah pemukiman penduduk apakah laku?, ya itu adalah pemikiran saya, kenyataannya minat baca orang-orang Singapura ini tinggi sekali, wajar negaranya maju. Waktu saya disitu, mereka membeli buku seolah itu adalah makanan harian mereka, pagi-pagi seperti sarapan, paling tidak untuk membeli koran di mesin otomatis seperti foto dibawah ini.


Woods in the books, toko buku anak-anak yang lengkap dengan segala mainan edukasi serta aktivitas yang dibuat pada jadwal tertentu dari toko ini untuk edukasi anak-anak
toko buku, Booksactually, bersebelahan dengan toko buku anak tadi, menyediakan buku-buku sastra, novel dan umum lainnya, suka dengan dekorasinya.




notebook yang dijual dengan mesin otomatis.
5. Nemuin taman yang asik buat istirahat, santai sambil gelar sarung etnik yang sengaja memang dibawa, rebahan pakai bantal unyu, pasang headset dengarkan musik, sepertinya ini adalah tempat pikinik dan bersantai masyarakat setempat karna taman ini dikelilingi apartemen yang tinggi dan banyak expatriat, anak-anak bermain leluasa, dibawah pohon rindang dan teduh, masih pukul 10.30 pagi, saya ngantuk sekali, angin sepoi-sepoi membuat saya tertidur nyenyak dalam 10 menit rasanya cukup, terbangun karna suara perut yang menggemuruh kelaparan, dan wajah yang tersengat matahari, panas sekali rasanya 2 x lipat panasnya dari Medan.  Nama lokasinya kim pong park, mirip nama orang korea yah hehe.


jalan dikit aja dari toko buku itu nemuin ini taman.
santai sejenak

sebagian keluarga yang sedang piknik sama seperti saya.
pemukiman penduduk Singapore

6. Setelah puas foto-foto dan bersantai di sekitaran Tiong bahru, saya memutuskan untuk check-in hostel, saya harus balik naik MRT dari stasiun Tiong bahru, setelah rencana diluar dugaan datang (baca sesak boker) saya harus keliling stasiun yang diatasnya adalah plaza, untuk mencari toilet, tak beruntung toiletnya tanpa air, euwh. Karena sebelumnya saya sudah searching bahwa di Singapura jarang ada toilet berbilas, saya sudah sedia tisu basah untuk hal ini.

Nah beres dengan urusan tadi perut saya semakin keroncongan, lihat-lihat sekeliling, ternyata ada restoran kecil tapi ramai, dan berlogo halal, menjual semua makanan khas Singapore, saya pun langsung jatuh hati ketika melihat gambar menu laksa, ah kebahagiaan kecil yang haqiqi, makan laksa langsung dari asalnya di Singapore adalah salah satu bucket list perjalanan saya. Rasanya luar biasa enaknya, ya ampun, setelah menahan lelah dan lapar dari pagi, tidak sia-sia jalan kaki ku ya Allah mana sepaket sama minum hanya 8 sgd. Tak bersisa.





Bagaimana kira-kira lihat laksa tadi, jadi lapar gak? eits ini masih cerita setengah harinya saja, nanti kita selesaikan sabtu indah di Orchard, bagaimana menurut anda. Nantikan cerita dan foto selanjutnya di artikel lainnya ya.

Baca juga Non-turis objek di Singapura













Singapura: Kejar Sunrise Sampai Kaki Kebas Ke Merlion Park Singapura: Kejar Sunrise Sampai Kaki Kebas Ke Merlion Park Reviewed by Ceritajalan.com on Juli 24, 2019 Rating: 5

22 komentar:

  1. Penampakan laksa kayak lontong yak 😁 eh itu kotak pos 😍 kangen juga kirim surat trus masukin ke kotak pos 💕

    BalasHapus
  2. iya, orang Singapura minat bacanya luar biasa.
    banyak yang jalan ke stasiun MRT sambil baca buku, meski harus jalan di eskalator tapi mata tetep baca buku, dan jalannya tetep cepet. ajaibnya kagak ada yang nabrak dan gak ngegelosor di eskalator MRT yang cepet itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau saya baca juga, baca map biar ga kesasar haha

      Hapus
  3. Note...kl mo alone travelling cek kesiapan betis ya maakkk..ihihihi...tapi siluet sunrisenya membayar betis yang mo pecah itu lah ya kan...

    Ah keren ya minat baca orh singapur...pantesan toko bukunya pun keren2..

    Tak tunggu cerita nya sampek akhir

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kk silahkan membaca samapai akhir, daku senang sekali

      Hapus
  4. Me time nya asyik ya kak..
    get lost sampe pegel, tapi seru karena negara nya asyik.
    Minat baca mereka patut diacungi jempol.

    BalasHapus
  5. wuihhhh pengen bw pulang toko bukunyaaaa. jadi udh puas jalan sendiri kak? haha

    BalasHapus
  6. Noted yaa, next kl kami ke sono tinggal intip ke sini aja biar nular keseruannya, hihi... btw itu laksa before-afternya lucu... jadi ikut ngebayangin, pindah ke lambunglah ya, hihi

    BalasHapus
  7. Memang kak echi pengguna Ant***in sejati ya ingat di acara kmaren juga minum itu hihi, memang klo dilakukan sndiri tu pasti ada aja yg kurang ya kak, tpi jadi pengalaman pasti nanti balik lagi ke sana jadi pintar deh keliling singapur hihi :)

    BalasHapus
  8. Wahh mba desy..
    Potonya cantek2 kali la..

    Tapi kotak pos nya kek kotak listrik kita ya hihihihi

    BalasHapus
  9. kak, ada cerita perjalanan dari johor bahru ke singapur gk kak? mau lah di share juga klo ada.

    BalasHapus
  10. Langkah banget lho bisa dapat foto sendirian di patung singa, perjuangannya luar biasa.

    BalasHapus
  11. Emang indah ya kak, kebas kebas pun tak apa lah,besok2 ajak awak y kak,bisa loh aku mijitin kaki kaka

    BalasHapus
  12. Masih ada kotak surat ya dizaman seganggih ini dan di negara maju pula. Jadi ingetwaktu masih kecil suka nyari sahabat pena. JAdi rindu ingin berkirim surat lagi.

    BalasHapus
  13. Ga sabar deh mau ke Singapura lagi. Toko buku itu buat dedek penasaran sist

    BalasHapus
  14. Aku fokus ke laksa nya (sambil nelan ludah, wkwk)
    Pengen ke singapur berdua aja ama suami membolang. Semoga suatu saat kesampaian.

    BalasHapus

Terimakasih sudah memberi komentar dengan sopan

Diberdayakan oleh Blogger.